Kanker merupakan penyakit pembunuh nomor satu di dunia. Semua ilmuan didunia masih mencari cara bagaimana cara mengobati penyakit ini. Namun lain halnya dengan Warsito P. Taruno. Dia berhasil menciptakan alat penyembuh kanker (khususnya kanker p*yudara) dengan menggabungkan teknologi energi rendah dengan teknologi terapi kanker.
Penemuan tersebut juga terjadi secara tidak langsung, dan dalam keadaan terdesak. Dikarenakan Sang kakak di vonis dokter mengidap kanker p*yudara stadium 4, dokter yang menangani pun telah angkat tangan dan menurut Warsito hanya ada dua pilihan yaitu mencari pengobatan alternatif untuk menyembuhkan kanker kakaknya atau pasrah hingga ajal menjemput.
Ilustrasi penyakit kanker |
Alat yang diciptakan pun tidak sembarangan, sudah melalui tahap uji coba dan perhitungan yang matang sehingga membuahkan hasil yang bagus. Kini Kakaknya sudah di uji klinis dan uji klinis tersebut menyatakan Tubuh kakak Warsito telah bersih dari kanker.
Setelah beredar kabar tersebut Warsito banyak di kunjungi berbagai pasien yang rata-rata juga mengidap penyakit dan ingin disembuhkan oleh alat ciptaan Warsito tersebut. Akan tetapi semua itu terganjal oleh sistem regulasi pemerintah yang tidak mengizinkan alatnya untuk beredar secara resmi di Indonesia walaupun alatnya sudah terbukti menyembuhkan banyak sekali pasien.
Menurut data yang kami ambil dari lifestyle.bisnis.com menyatakan bahwa :
Tak kurang dari 10.000 orang telah menggunakan teknologi ciptaan Warsito dengan rincian 50% pasien mengidap penyakit kanker p*yudara, dan lainnya kanker otak.
Sebanyak 70% pasien divonis tak dapat ditolong secara medis, 25% tidak mau medis, dan 5% lainnya belum berobat secara medis.
Hasilnya, 80% pengguna teknologi temuannya dapat hidup secara normal bahkan dikatakan sembuh secara kedokteran.
Warsito P.Taruno (penemu teknologi pembasmi kanker) © techlabs.com |
Dan banyak investor asing yang mulai tertarik untuk bekerja sama dengan Warsito untuk mengembang teknologi penyembuh kanker tersebut mulai dari China, Malaysia, Singapura, India, Polandia, dan Srilanka telah mengirimkan ahli onkologi, sub-bidang medis yang mempelajari dan merawat kanker, untuk mengikuti pelatihan menggunakan teknologi buatannya di laboratorium miliknya. Anda bisa membayangkannya bukan? bagaimana bagusnya teknologi tersebut?
Namun memang begitulah sistem regulasi pemerintah Indonesia, masih kurang menghargai dan malah tidak mempercayai teknologi yang diciptakan anak dalam negeri sendiri. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membuka mata pihak yang bersangkutan agar teknologi tersebut bisa tersebar keseluruh Indonesia dan bahkan dunia sehingga kita tidak takut lagi dengan yang namanya penyakit kanker ini. Silahkan share artikel ini jika dirasa Anda ingin ikut memajukan teknologi kesehatan di Indonesia.
Referensi : lifestyle.bisnis.com