Welcome to MySide

Kisatasik | Penjual Miras di Tasikmalaya Berani Tantang Aparat dan Ormas Islam

Kisatasik | Penjual Miras Tasikmalaya Berani Tantang Aparat dan Ormas Islam
Kisatasik - Sejak Ahad pagi (08/11) lalu, aktivis Islam Kota Santri, Ustaz Qushoy terpaksa berada dalam tahanan Polresta Tasikmalaya. Ia dijadikan tersangka pembakaran kios miras usai melakukan razia di Jalan BKR, Tawang, Kota Tasikmalaya, bersama sejumlah Ormas pada Ahad dini hari itu. 

Kepada wartawan Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Ustaz Qushoy menceritakan awal mula terjadinya razia itu. Menurutnya setelah dilakukan pengaduan kepada aparat namun tak digubris, sejumlah ormas yang merasa resah melakukan monitoring secara rutin aktivitas kios jamu yang menjual miras tersebut.
Dalam pemantauan para aktivis Islam di Tasikmalaya, Charles Chaniago alias Ibar, sang pedagang miras mengaku tak takut dengan keberadaan polisi atau ormas Islam.
“Saya tidak takut dengan aparat, dengan ormas. Saya terus pasok miras di Tasikmalaya,” ujar Ibar seperti ditirukan oleh Ustaz Qushoy.
Meski demikian, ormas Islam belum bergerak karena masih menghormati keberadaan aparat. Namun, setelah lama tidak ada reaksi dari kepolisian, umat Islam dengan segenap elemennya di Tasikmalaya akhirnya gerah juga.
Apalagi, menurut keterangan warga sekitar, ada dugaan aparat setempat malah menerima uang dari hasil penjualan miras.
Akhirnya, lanjut Ustaz Qusoy, pada Ahad dini sejumlah laskar Kota Santri bergerak ke Jalan BKR untuk merazia kios miras itu. Namun, tak disangka, Ustaz Qushoy malah diteriaki maling oleh pemilik kios dan ia pun dikeroyok massa.
“Jam 3 sampai jam 4 kurang 10 menit mereka memukul, menendang bahkan memakai alat (untuk menyiksa, red). Itulah ganasnya ahli maksiat,” kata dia.
Sekitar satu jam setengah, ia dikeroyok preman dan warga. Namun Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah ia selamat. Sedangka temannya, Misbah, saat diteriaki maling berhasil melarikan Tapi keesokan harinya, Misbah ditangkap oleh polisi di rumahnya di Taman sari, Gobras, Kota Tasik.
Ustaz Qushoy kemudian dibawa oleh polisi ke Polsek Tawang. Naasnya, aparat pun masih mengira bahwa dirinya benar-benar maling seperti yang dituduhkan. Tak ayal, di dalam mobil ia pun digebuki dan disikut.
“Mereka (polisi) tidak tahu bawa saya Ustaz Qushoy. Habis di Polsek Tawang, saya mengambil air wudu baru mereka sadar dan meminta maaf,” jelas aktivis Islam ini.
Ahad pagi, sekitar pukul 07.00, ia pindahkan ke Polresta Tasikmalaya dengan bahasa akan ‘diamankan’. “Tapi malah diminta keterangan lalu dijadikan tersangka, innalillahi. Di sinilah penzaliman dan pengkhianatan terjadi,” tukasnya.
Dari balik jeruji, Ustaz Qushoy berpesan semoga insiden kriminalisasi atas dirinya menjadi bahan dakwah dalam menegakkan amar maruf nahi munkar. Sebab, menurutnya, Tasikmalaya dikenal luas sebagai Kota Santri dan Kota Kyai. Karena itu umat Islamnya jangan hanya berani berbicara tanpa ada realisasi perbuatan.
“Karena jika itu yang terjadi, khawatir besok para kyai dan santri akan diinjak-injak oleh hukum setan, hukum thaghut, hukum yang dibuat-buat oleh manusia. Wassalam,” pungkas dia.

Rep: Ltf/Fjr/KT

Subscribe to receive free email updates: