Welcome to MySide

Kutitipkan Sepotong SENJA Untukmu | Catatan Azis Js Setyawan



Kini aku berada dilorong penantian yang tak berujung. Bendiri seorang diri dengan fikiran yang nyaris beku dan mati. Dari titik ujung perjalannanku yang tiada henti. Ku temukan lengan kokoh yang membawaku pergi kealam dongeng.



# 16:20

Kringggg….

Aku mematikan alarm yang berasal dari jam weker diatas meja disamping tempat tidurku yang berdering begitu keras dan membuatku terbangun dari tidurku.

Aku mencoba mengingat kembali mimpiku semalam. Lagi-lagi aku memimpikan wanita itu, wanita yang selama empat hari ini menjadi bunga tidurku.



“Siapa wanita itu?” (tanyaku pada diriku sendiri)

Drrrttt…

Ponselku bergetar, kuraih ponselku untuk memastikan siapakah gerangan yang sudah mengirimiku sebuah pesan.

“wanita senja?” (ucapku membatin)



Lagi-lagi wanita itu mengirimku sebuah pesan seperti hal yang sudah direncanakan. Selama empat hari ini , ia selalu mengirimku pesan rutin setiap senja berangsur dari peradabannya.

From : wanita senja

“aku ingin melewati senjaku bersamamu, karna kufikir hanya denganmulah aku bisa menerawang dalam dunia khayalku yang tak kunjung usai”

“apa maksud wanita itu? Mengapa dia slalu mengirimiku kata-kata yang tak pernah ku mengerti?”



[Skip]



Selang beberapa saat kemudian, aku beranjak bangun dari tempat tidurku, seraya mengambil handuk yang sengaja kugantung didepan lemariku dan aku bergegas mandi untuk melaksanakan sholat fardu. Seusai menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslim, kuputuskan untuk pergi kesebuah taman yang tak jauh dari kosanku.



Drrrrtttt…..

Handphone kembali bergetar , aku mencoba meraihnya diujung saku celanaku.

From : wanita senja

“aku masih disini, ketika senja memutuskan untuk'meninggalkan peradabannya”

Tanpa diberi aba-aba, akhirnya keputusanku untuk membalas pesan wanita tersebut.

From : azisJS

“jika kau menyuruhku untuk mengenalmu, bisakah kau menemuiku?”

From : wanita senja

“aku hanyalah wanita pengagummu, hingga senja kembali menyapa”

From : azisJS

“sekarang aku akan ketaman kota, jika memang kamu benar- benar pengagumku, kuharap kau mau menemuiku disana.”



Pesan pun berakhir tanpa balasan dari wanita tersebut. Aku pun melangkah meninggalkan kosanku, dengan ditemani jaket

yang biasa menemaniku dikala dingin menusuk ke dalam pori- poriku.



[***]



Setiba ditaman kota, aku mencari sosok wanita tersebut. “NIHIL!” Itulah hasil yang saat ini kudapat. Tanpa rasa lelah, aku

masih tetap mencari wanita tersebut meski harus mengitari taman kota yang sedang ku jelajahi saat ini.



Hingga jam menunjukkan pukul 17.24 , tapi tetap saja hasilnya sama. Lelah menerobos tanpa sepengetahuanku.

Akhirnya, aku meneruskan untuk beristirahat dibangku taman.

“Mungkin, Tuhan berencana lain dan Ia akan mempertemukanku dengan wanita tersebut di lain kesempatan.” Ucapku berfikir jernih.



Kusandarkan kepalaku dibangku taman dan memejamkan kedua mataku, untuk memcoba mengingat kembali sosok wanita dalam mimpiku.

“nindy?”

Dalam bayangku aku melihat sosok perempuan yang selama ini ku kenal. “nindi” Mantan kekasihku sewaktu aku SMP.

“Kenapa sosok wanita yang ada dalam mimpiku itu begitu mirip dengan nindy? Apa semua ini ada hubungannya dengan dya?”

“Apa kau mencariku” Ucap seorang wanita membuyarkan lamunanku seraya duduk di dekatku.

“Kau…?” Tanyaku setengah tak percaya.

“Apa kabar azis?” tanyanya lembut.



Aku mencoba memastikan bahwa wanita yang ada didekatku memang benar-benar nindy.

“Bagaimana kamu bisa ada disini?”

“Tanyalah pada dirimu sendiri, bukannya kamu yang memintaku untuk menemuimu?”

“Kamu wanita senja yang slama ini mengirimiku semua kata- kata itu?” Ia mengangguk pelan.



Hening terasa diantara kami berdua sampai akhirnya nindy memecah keheningan diantara kami berdua.

“Jika kata ialah senja, aku ingin menjadi senja yang slalu menghiasi harimu, dan samapai saat ini aku masih menunggu

meski senja telah membawa pergi meninggalkanku. Karna atas izin Tuhan, kutitipkan sepotong senja ini untukmu”
Ucapnya seraya meneteskan air mata.



Aku mencoba menghentikan tangisnya dan menenggelamkannya dalam pelukanku. “Jika kata ialah senja, aku harap kamu akan slalu ada.

Hingga senja kembali menyapa, dan kamu tak perlu khawatir karna senja tak akan membawaku pergi meninggalkanmu kembali”
Ucapku mencoba menenangkannya ditengah isak tangisnya.



Tentang Penulis




TentangGoogle+TwitterFotoMusicKisatasik

©2015 [ AzisJS ] - All right reserved.

Subscribe to receive free email updates: