Tentu kita tahu bahwa nikotin tetap ada di dalam kandungan cairan yang digunakan untuk mengisi tabung rokok elektrik. Nikotin merupakan zat adiktif yang membuat seseorang menjadi ketergantungan. Ketika Anda berhenti mengonsumsi nikotin, tubuh akan menunjukkan gelaja fisik seperti pusing, mual, batuk, sakit tenggorokan, dan lain-lain. Itulah salah satu penyebab seseorang mengalami kesulitan untuk berhenti merokok.
Meskipun masih menjadi pro dan kontra, Anda tetap harus berhat-hati dalam menggunakan vape. Mungkin, Anda pernah mendengar berita tentang vape yang meledak? Benar atau tidak ya?
Apakah benar rokok elektrik atau vape bisa meledak?
Segala sesuatu yang elektrik pasti memerlukan listrik untuk mengoperasikannya. Begitu juga dengan vape, aliran listrik didapat dari baterai. Anda juga bisa mengisi ulang (charge) baterai vape Anda, sama halnya seperti ponsel. Komponen ini sangat penting, berapa lama Anda bisa ‘bermain’ bersama vape, tergantung dari jenis baterai yang Anda gunakan. Kapasitas baterai yang tahan lama, tentu akan menawarkan keuntungan bermain vape seharian.
Harga yang ditawarkan oleh produsen baterai vape pun bermacam-macam. Tentunya, jangan hanya mencari yang harganya murah. Anda juga harus mencari kualitas yang baik. Faktanya, baterai vape ini bisa meledak. Bagaimana bisa?
Ya, apa yang Anda harapkan? Segala sesuatu yang memiliki klaim elektrik pasti memiliki risiko meledak atau terbakar. Beberapa ledakan memang cukup parah. Dikutip dari NBC News, dr. Anne Wagner dari University of Colorado Hospital (UCH) Burn Center, mengungkapkan bahwa timnya telah telah menangani kasus luka bakar akibat ledakan rokok elektrik. Ledakan tersebut cukup fatal, beberapa orang bahkan membutuhkan transplantasi kulit.
Kapan biasanya vape meledak?
Baterai dari rokok elektrik ini dapat meledak kapan saja dan di mana saja. Seringnya, rokok elektrik meledak ketika disimpan di kantong celana para penggunanya. Beberapa pengguna memang tidak menyadari hal tersebut, begitu yang diungkapkan Alexander Shonkwiler, 19 tahun, pada NBC News.
Tidak jarang juga, vape meledak ketika Anda sedang asyik vaping. Menurut dr. Elisha Brownson, fellow perawatan luka bakar-kritis dan trauma di Harborview Medical Center Seattle, timnya pernah melihat cedera jaringan dan kerusakan pada mulut, tangan, dan tendon. Luka tersebut terjadi karena ledakan itu sendiri, dan api yang ditimbulkan setelahnya.
Bagaimana vape bisa meledak? Apa penyebabnya?
Memang ada banyak faktor risiko yang menyebabkan baterai rokok elektrik dapat meledak, seperti pemakaian yang sembarangan, atau kegagalan produksi. Contoh dari pemakaian sembarangan adalah memakainya terlalu sering atau membiarkan baterai terus tersambung ke listrik, padahal sudah terisi penuh. Bisa juga karena salah menggunakan charger. Penggunaan yang tidak apik akan mengarah pada panas berlebihan vape Anda. Ada beberapa produsen yang memang menawarkan proteksi terhadap panas yang berlebihan. Namun, tidak menutup kemungkinan ledakan masih akan terjadi.
Baca juga : Ini Bahaya Vape yang Perlu Anda Ketahui...!!!
Baterai vape sendiri berjenis lithium-ion, jenis ini termasuk baik untuk portable devices. Jenis baterai ini juga sering digunakan pada ponsel. Lithium-ion ini cukup aman sebenarnya, jarang ditemukan terbakar atau meledak. Namun, pada vape, lithium-ion memiliki struktur yang berbeda, yaitu berbentuk silinder. Ketika penyegel baterai pecah, tekanan pada vape silinder meningkat. Karena kegagalan baterai dan kontainer, maka ledakan pun bisa terjadi. Anda perlu berhati-hati, temperatur 10 hingga 46 derajat Celcius sudah termasuk ke dalam temperatur yang ekstrem. Perlu Anda ketahui, ledakan bisa terjadi tanpa peringatan atau tanda-tanda.
Venkat Viswanathan, asisten dosen teknik mesin di Carnegie Mellon University yang dikutip NBC News, menjelaskan, “Elektrolit di dalam baterai setara dengan bensin, jadi ketika terjadi arus singkat, ada lonjakan panas yang menyebabkan elektrolit mudah terbakar.” Maka, pemakaian yang tepat dapat perlu Anda lakukan, seperti menjauhkannya dari benda metal dan menjauhkannya dari panas matahari.”
Sumber : Hellosehat