Zat besi adalah mikronutrisi yang dibutuhkan untuk membentuk protein dan enzim dalam tubuh, seperti hemoglobin, sitokrom dan peroksidase.
Namun, jumlah zat besi yang berlebihan dapat membahayakan tubuh karena melepaskan radikal bebas yang merusak kapasitas sekresi dari sel beta di pankreas untuk memproduksi insulin.
Selain itu, kelebihan zat besi juga menurunkan kepekaan insulin pada jaringan periferal dan organ yang terlibat dalam metabolisme glukosa.
Studi yang dipimpin oleh Alex O. Aregbesola daru Universitty of Eastern Finland tersebut menunjukkan bahwa pria memiliki prevalensi 61 persen lebih ditinggi dan 26 persen peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2 dibandingkan wanita.
Akumulasi zat besi berlebihan adalah salah satu faktor risiko diabetes tipe 2 pada hemochromatosis keturunan, gangguan yang menyebabkan tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan.
Studi tersebut menunjukkan bahwa penigkatan zat besi yang sedikit pun dapat berkontribusi pada prevalensi dan insiden dari penyakit tersebut.
Kelebihan zat besi dapat mengganggu metabolisme glukosa, namun di sisi lain kekurangan zat besi jauh lebih berbahaya dan tidak membuat seseorang menjadi terhindar dari diabetes tipe 2.
"Studi ini adalah bukti baru yang menunjukkan bahwa zat besi yang tinggi adalah faktor risiko dari kerusakan metabolisme tubuh yang memberikan kontribusi pada peningkaan prevalensi dan insiden diabetes tipe 2," simpul Aregbesola. (*)